Germas Award 2019: Lagu ‘Sayang’ Iringi Peregangan di BKPPD
Germas Award 2019: Lagu ‘Sayang’ Iringi Peregangan di BKPPD
Keterangan Gambar : https://radarkediri.jawapos.com/read/2019/10/09/159977/germas-award-2019-lagu-sayang-iringi-peregangan-di-bkppd
KOTA, JP Radar Kediri – Beragam inovasi ditunjukkan instansi pemerintah dalam program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Mulai dari pembatasan bahan plastik, penyediaan ruang laktasi, sampai lomba ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin (5R) antardivisi. Tujuannya, pimpinan ingin staf dan pegawainya selalu sehat dengan rutinitas kerja mereka.
Seperti yang terlihat di hari kedua penjurian lapangan Germas Award 2019 kemarin. Tim juri mendapati hal-hal menarik saat mengunjungi empat OPD. Yakni dinas lingkungan hidup, kebersihan, dan pertamanan (DLHKP), kantor kesatuan bangsa dan politik (kesbangpol), badan kepegawaian, pendidikan, dan pelatihan daerah (BKPPD), dan Kantor Bea Cukai Kediri.
Empat instansi pemerintah yang lolos dari tahap penilaian kuesioner itu memiliki program yang sangat inovatif. Tim juri yang terdiri dari dinas kesehatan (dinkes), Jawa Pos Radar Kediri, dan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Kediri mencoba mendalami satu per satu.
Baca Lainnya :
Dimulai di DLHKP Kota Kediri. Kepala DLHKP Didik Catur mengatakan instansinya memprioritaskan pembatasan sampah plastik di kantor. Karena itu, sejak Agustus lalu, dia meminta para staf tidak membawa air mineral dalam kemasan (AMDK). “Kami ganti dengan tumbler (botol minum). Semua staf wajib membawa,” ujarnya.
Di setiap ruangan, Didik menyediakan galon air minum. Ketika air di tumbler habis, pegawai bisa mengisinya dari galon. Keseriusan mengurangi sampah plastik juga dipraktikkan saat rapat antarbagian. “Dulu kami pesan nasi kotak. Di dalamnya banyak bahan plastik,” ungkap Didik.
Sekarang, DLHKP sudah menggantinya dengan wadah besek. Sementara minuman disediakan dari air galon. “Setiap peserta rapat diberi gelas kaca. Mereka tinggal mengambil dari galon,” ucapnya.
Sebagai OPD yang membidangi masalah lingkungan, DLHKP juga memperhatikan kebersihan di sekitar kantor. Sebenarnya, menurut Didik, pihaknya tidak melarang pegawainya merokok. Karena itu kantor sudah menyediakan area merokok yang diletakkan di bagian belakang. “Kalau mau merokok harus di sana. Kami sediakan tempat untuk membuang puntung rokok,” terangnya.
Di kantor kesbangpol, mereka lebih fokus pada kebersihan ruangan kerja. Menurut Kepala Kantor Kesbangpol Tanto Wijohari, setiap Jumat, staf melakukan kerja bakti lingkungan. Di belakang kantor yang beralamat di Jalan Jaksa Agung Suprapto itu mereka juga memiliki kolam ikan lele. “Sebagai relaksasi teman-teman pegawai. Di belakang juga ada tempat untuk merokok,” katanya.
Sementara BKPPD lebih inovatif lagi. Kepala BKPPD Kota Kediri Un Achmad Nurdin menyadari pentingnya kesehatan pegawai. Di kantornya, Un menyediakan sejumlah sarana dan prasarana (sarpras) pendukung Germas. “Kami peduli dengan kesehatan,” tegas Un.
Beberapa inovasi yang dilakukan di antaranya adalah penyediaan ruang lakstasi bagi pegawai yang sedang menyusui. Saat ini, Un menyebut, ada sekitar lima pegawainya yang tengah melakukan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. “Saya sampai hapal berapa jumlahnya (pegawai yang menyusui),” ujarnya.
Dari peninjauan juri, ruang laktasi tersebut memang sangat nyaman. BKPPD menyediakan empat kasur yang dijajar rapi dari barat ke timur. Kenyamanan ruang tersebut diakui Riana, salah seorang staf di bidang mutasi. Dia mengaku saat ini tengah menyusui anaknya yang berumur 9 bulan. “Tempatnya sangat nyaman. Jadi saya lebih fokus bekerja,” ucapnya.
Inovasi lain yang sudah berjalan adalah peregangan di sela-sela bekerja. Un mengatakan, setiap pukul 10.00, peregangan dilakukan oleh pegawainya di masing-masing bidang. “Biasanya akan diawali dengan bunyi bel,” ucap Un.
Setelah mendengar bel tersebut, semua pegawai harus berdiri untuk memulai peregangan sekitar 5 menit. Yang menarik, agar lebih fun, peregangan diiringi dengan lagu “Sayang” yang dipopulerkan oleh penyanyi dangdut Via Vallen. “Setiap ruangan tersambung dengan speaker. Jadi lagunya terdengar semua di masing-masing ruang,” terangnya.
Untuk program Germas lain, Un menyediakan gazebo sebagai tempat merokok, ruang konsultasi psikologi yang diberi nama “Rumah Sahabat”, kantin “Jangan Ada Dusta”, serta penghijauan di sekitar kantor.
Terakhir, di Kantor Bea Cukai Kediri, tim juri juga takjub dengan program-program Germas di sana. Adiek Marga, seksi penyuluhan dan layanan informasi, mengatakan gerakan hidup sehat merupakan pencanangan dari kantor pusat. Karena itulah mereka punya agenda olahraga yang terjadwal rutin setiap pekan.
“Kami peduli dengan kesehatan pegawai karena beban kerja Bea Cukai sangat berat. Banyak kerja di lapangan. Ada pengalaman pegawai yang mati muda,” ujarnya.
Tidak ingin kejadian sama terulang, kantor Bea Cukai Kediri memiliki jadwal olahraga setiap minggu. Di antaranya jogging, bersepeda, voli, futsal, bulutangkis, dan tenis. “Untuk akhir pekan, kami ambil hari Jumat. Di hari aktif, kami olahraga sore hari,” ungkapnya.
Di luar aktivitas olahraga, kantor Bea Cukai juga memperhatikan kesehatan mental pegawainya. Di dalam kantor, mereka menyediakan ruang untuk bersantai yang dinamakan “Joglo Sambung Rasa”. Di tempat tersebut, pegawai bisa melepas penat. Mulai dari minum kopi, menonton televisi, dan merokok. Juga ada ruang konsultasi dokter yang praktik dua kali seminggu.
Setiap pagi dan sore, kantor yang berlokasi di Jalan Diponegoro itu mewajibkan pegawai untuk melewati anak tangga saat menuju ruangan. “Sebenarnya ada lift. Tapi kami wajibkan agar lebih sehat,” ucapnya.
Untuk menunjang produktivitas, pimpinan menggelar lomba 5R antardivisi. Uniknya, lomba tidak pernah diberitahu sebelumnya. Sehingga penilaian dari pimpinan berasal dari aktivitas mereka sehari-hari. Pemenang pertama mendapat hadiah Rp 1 juta, juara kedua Rp 500 ribu, dan juara ketiga Rp 250 ribu.
(rk/baz/die/JPR)